Lasem merupakan salah satu kota yang terletak di Kabupaten Rembang,
sekitar 110 Km dari Semarang ke arah timur, sepanjang jalur pantura.
Disebelah barat menjulang Gunung Argopuro, dan disebelah timur terdapat
persawahan yang tersebar luas. Selama abad 11 Lasem merupakan kota besar
sepanjang garis pantura.
Pada awal abad ke-14, kota kecil Lasem merupakan salah satu kekuasaan
Kerajaan Majapahit yang ada di Jawa Timur. Kerajaan ini telah ada di
Indonesia sejak abad ke-13 sampai abad ke-15. Dan mulai runtuh ketika
Islam datang ke Indonesia. Tome Pirres, seorang pengelana Portugis,
mencatat bahwa dari wilayah Rembang ke erah timur sampai wilayah Tuban,
telah terkenal sebagai pengrajin kayu.
Pada tahun 1351, Lasem diperintah oleh Ratu Dewi Indu yang berperan
sebagai Adipati (Perdana menteri bagi wilayah yang bersangkutan) di
bawah kerajaan Majapahit. Suaminya Radjasa
Wardhana merupakan seorang saudagar besar yang terkenal. Pasa saat itu
ia mempunyai relasi dagang yang meliputi wilayah di Asia Tenggara. Dewi
Indu meninggal pada tahun 1382, dan jasadnya dibakar di Gn. Argopuro
disebelah timur kuil Ganapati (Keberadaan kuil tersebut belum
ditemukan). Suaminya Radjasa Wardhana meninggal setahun kemudian dan
dibakar si tempat yang sama. Kekuasaan di Lasem diambil alih oleh anak
mereka yang bernama Badra Wardhana.
Setelah memerintah selama 30 tahun, Badra Wardhana memberikan
kekuasaannya kepada putranya yang bernama Wijaya Badra pada tahun 1413.
Pada periode ini ada seorang saudagar dari luar Lasem yang meletakkan
kapalnya di sepanjang Pantai Bonang, namanya Bi Nang Un (sekarang
menjadi Binangun). Ia adalah salah seorang anggota dari rombongan
Laksamana Cheng Ho yang bepergian dari China ke Asia Tenggara pada masa
Dinasti Ming.
Kedatangan Laksamana Cheng Ho, bertujuan untuk mendatangi kerajaan
Majapahit. Bi Nang Un ingin tinggal di Lasem untuk menyebarkan Agama
Islam diantara penduduk asli. Akhirnya niat Bi Nang Un tersebut
dipersilakan oleh Wijaya Badra, dan memberinya wilayah Kemandung untuk
tempat bermukim. Dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
hubungan antara etnis China yang ada di Indonesia sudah berlangsung
sejak jaman dahulu. Hubungan ini berawal dari kekuatan dalam diri etnis
China dalam hal perdagangan.
http://china-dikotalasem.blogspot.com/2008/09/sejarah-di-kota-lasem.html