Pejabat pemerintah Cina beranggapan bahwa Nahjul
Balaghah bertentangan dengan tujuan-tujuan ekonomi pemerintah dan
melarang penerbitannya. Akan tetapi …
Menurut laporan Hawzah News (16/5), Hujjatul Islam Saleh dalam sebuah
acara yang berlangsung di madrasah Hujjatiyah, menyinggung penyebaran
Islam di Cina dan mengatakan, "Di Cina, tercatat 40.000 warga Syiah
Ismailiyah dan 10.000 Syiah 12 Imam yang sebagian besar warga Syiah 12
Imam adalah para imigran dari Turki."
Berbicara soal aktivitas kebudayaan yang dilakukan di CIna, Hujjatul
Islam Saleh mengatakan, "Peccetakan buku terjemahan dari kitab Nahjul
Balaghah ke bahasa Cina telah mendapat ijin dari pemerintahan komunis
Cina."
Dalam menjelaskan
proses untuk mendapatkan ijin tersebut, Saleh mengatakan, "Dalam proses
percetakan kitab ini di Cina, awalnya pejabat Cina menentang
pencetakannya dengan alasan bahwa isi kitab tersebut bertentangan dengan
tujuan-tujuan ekonomi pemerintah. Akan tetapi setelah mendapat
penjelasan bahwa kitab Nahjul Balaghah yang merupakan kumpulan hadis dan
khotbah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, justru mendukung
program-program ekonomi yang sehat, akhirnya terjemahan Nahjul Balaghah
mendapat ijin publikasi dari pemerintah."
"Sebulan setelah mendapat penjelasan tersebut, pemerintah Cina menyetujui publikasi kitab terjemahan Nahjul Balaghah," katanya.
Lebih lanjut, Hujjatul Islam Saleh mengatakan bahwa proses untuk
mendapatkan ijin penerbitan terjemahan kitab Nahjul Balaghah itu kepada
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali
Khamenei atau Rahbar.
Dalam
menyikapi penjelasan tersebut, Rahbar berkata, "Pemerintah Cina tidak
melakukan sesuatu yang istimewa, pasti mereka telah melakukan telaah dan
mereka menyadari betapa dalamnya kandungan dan maarif dari kitab
tersebut sehingga akhirnya mereka mengijinkannya terbit."
Di bagian lain pernyataannya, Hujjatul Islam Saleh juga menyinggung
pencetakan al-Quran yang diterjemahkan oleh Ayatullah Makarim Shirazi.
Pencetakan kitab suci al-Quran dengan terjemahan Ayatullah Makarim
Shirazi itu juga mendapat ijin dari pemerintah Cina.
Menariknya adalah bahwa di Cina satu hari akan diberi nama Sayidah
Fatimah sa dan seluruh umat Muslim di negara ini bahkan saudara dari
mazhab Sunni akan ikut memperingati hari tersebut dengan membagi-bagikan
makanan.
Di akhir
wawancaranya, Hujjatul Islam Saleh mengatakan bahwa tingkat
kecenderungan masyarakat terhadap hakikat bahkan di kalangan masyarakat
komunis sangat tinggi, dan ini mengindikasikan masa depan cerah bagi
Islam.